"INFORMASI PERUMAHAN KOTA BOGOR" DP fleksible, SHM atas nama pembeli. NANTIKAN SEGERA DI AWAL TAHUN INI

Rabu, 28 Desember 2011

AYO DUKUNG BANGUNAN HIJAU

ruang terbuka hijau sebagai resapan air

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan bangunan berteknologi hijau belum sebesar yang diharapkan. Pasalnya, masih banyak yang belum mengetahui nilai ekonomis green building.Naning Adiningsih Adiwoso, pendiri sekaligus Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI) mengatakan, konsep green building memberikan penghematan energi sampai 65%.
Green building atau konsep bangunan hijau merupakan bangunan dengan penerapan kaidahsustainable consumption. Konsep ini mendukung penghematan energi dan air, sehingga penting untuk kenyamanan hidup. "Setiap hari 85% kegiatan manusia dilakukan dalam ruangan, makanya lingkungan sehat itu perlu," ujar Naning di Jakarta, Kamis (22/12/2012).
Namun sayangnya, konsep ini belum juga teredukasi dengan baik di masyarakat. Tahun lalu, GBCI menjaring 86 anggota. Dengan 114 anggota di tahun ini, GBCI menargetkan tahun depan mencapai 125 anggota. Naning yakin, ini akan menjadi tren masa depan, asalkan pengembang, pemilik, kontraktor, dan pengelola, serius menerapkan. Apalagi, jika pemerintah memberi insentif layaknya di Singapura dan Australia.
Sekadar catatan, pilot project sertifikasi di Indonesia mulai Rp 80 juta per gedung. Apalagi, pajak tanah di Indonesia tidak tinggi, sehingga mendorong pemilik tanah menjual ke pengembang untuk dibangun kantor atau apartemen. Padahal, lahan 1 hektare atau 2 hektare saja jika dijadikan perkebunan atau pepohonan sudah mendukung konsep hijau. Di Bali, petani menjual lahan ke asing untuk dikembangkan hotel.
"Resapan air lama-kelamaan menipis, kita semakin boros energi," kata dia.
Secara umum, saat ini belum banyak gedung di Indonesia menerapkan standar bangunan hijau. Padahal, keuntungan yang diraih lebih besar ketimbang yang tidak menerapkan.
Sebagai gambaran, setiap gedung harus menggelontorkan biaya lebih tinggi 15%-20% dari investasi. Tapi, dalam kurun 5-7 tahun sudah balik modal (break event point/BEP). Saat ini dari 28 gedung terdaftar GBCI, baru 7 yang tuntas sertifikasi dalam waktu dekat.
GBCI berharap, tahun depan 25 bangunan sudah tersertifikasi dan menyusul gedung-gedung lainnya. Sementara Menara BCA PT Grand Indonesia dan Kantor Manajemen Pusat (Kampus) PT Dahana Persero Subang menjadi dua green building pertama di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentar Anda